Desa Subuk

Sekdes Desa Subuk Hadiri Dharma Santi Nyepi Saka 1947 Kabupaten Buleleng

Perkuat Nilai Pelayanan, Harmoni, dan Kepedulian Sosial

Singaraja, 21 April 2025 — Dalam semangat mempererat kebersamaan pasca Hari Suci Nyepi, Sekretaris Desa Subuk, Komang Surya Ari Darma, SPd.H, turut hadir dalam kegiatan Dharma Santi Bersama Kabupaten Buleleng Tahun 2025, yang diselenggarakan pada Senin, 21 April 2025, bertempat di Gedung Kesenian Gde Manik, Jalan Udayana, Singaraja.

Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WITA ini merupakan puncak rangkaian perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1947. Dengan mengusung tema:

“Manawasewa Madawasewa: Melayani Sesama dan Ciptaan-Nya adalah Wujud Melayani Tuhan”,

panitia Dharma Santi mengajak umat Hindu untuk merenungkan kembali makna pelayanan — tidak hanya kepada manusia, tetapi juga kepada alam semesta sebagai manifestasi ciptaan Tuhan.

Komitmen Desa dalam Spirit Layanan dan Moderasi Beragama

Kehadiran Sekdes Desa Subuk bersama unsur desa lainnya, termasuk tokoh masyarakat dan perwakilan kelembagaan adat dari berbagai wilayah di Kabupaten Buleleng, menjadi wujud nyata dukungan Pemerintah Desa Subuk terhadap kegiatan spiritual dan budaya keagamaan. Hal ini juga mencerminkan komitmen desa dalam mendorong keharmonisan sosial dan moderasi beragama sebagai bagian integral dari pembangunan karakter masyarakat desa.

“Kehadiran kami di Dharma Santi ini bukan sekadar seremonial, tetapi sebuah bentuk penghormatan atas nilai-nilai dharma yang harus terus hidup dalam tata kelola pemerintahan desa dan interaksi sosial masyarakat, terutama di tengah dinamika zaman,” ungkap Sekdes Subuk usai acara.

Tokoh-Tokoh Daerah Hadir, Ajak Refleksi dan Kolaborasi

Acara berlangsung khidmat dan hangat dengan dihadiri para tokoh spiritual, akademisi, serta pemimpin organisasi keagamaan Hindu. Hadir pula dalam kegiatan ini:

• Prof. Dr. I Gede Suwindia, S.Ag., M.A. – Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja

• Drs. I Gde Made Metera, M.Si. – Ketua PHDI Kabupaten Buleleng

• I Dewa Putu Budharsa – Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Buleleng

• Jajaran pimpinan OPD, tokoh perempuan Hindu, pemuda, dan mahasiswa lintas desa.

Dalam sambutannya, Prof. Suwindia menekankan bahwa Dharma Santi merupakan ruang spiritual untuk kembali menyelaraskan pikiran, perkataan, dan perbuatan. "Setelah melalui prosesi tapa brata penyepian, Dharma Santi menjadi saat yang tepat untuk mempererat silaturahmi dan membangun komitmen kolektif dalam mewujudkan keseimbangan sosial dan lingkungan," ungkapnya.

Kesadaran Lingkungan dan Seni Budaya Lokal

Tak hanya aspek spiritual, acara ini juga memuat pesan ekologis. Panitia mengimbau seluruh peserta untuk membawa tumbler pribadi, sebagai bentuk kepedulian terhadap pengurangan sampah plastik sekali pakai — sebuah langkah kecil namun berarti dalam menjaga kelestarian alam.

Rangkaian kegiatan diisi dengan pembacaan sloka, dharma wacana, persembahyangan bersama, serta penampilan kesenian tradisional Bali, yang menggambarkan kekayaan budaya sebagai sarana pemupukan nilai dharma. Acara ditutup dengan ramah tamah antar peserta, memperkuat relasi lintas desa dan komunitas.

Harapan untuk Masa Depan Desa

Melalui keikutsertaan dalam kegiatan Dharma Santi ini, Pemerintah Desa Subuk berharap nilai-nilai Tat Twam Asi, pelayanan sosial, dan kebersamaan terus mengakar kuat dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai tersebut menjadi fondasi penting dalam menghadapi tantangan pembangunan desa ke depan, termasuk dalam mewujudkan desa yang inklusif, sejahtera, dan berbudaya.