Tum Ketoktok, Menu Lain dari Yang Lain Desa Subuk Perwakilan Kec. Busungbiu
04 Agustus 2018 21:28:37 WITA
DESA SUBUK NEWS - Memasuki hari ketiga pelaksanaan Buleleng Festival (Bulfest) ke-6 dimeriahkan dengan Lomba Ngelawar. Sebanyak sembilan kecamatan di Buleleng mengirimkan wakilnya untuk adu ketangkasan dalam mengolah kuwir dan ayam. Lomba ngelawar antar kecamatan ini dilaksanakan di areal Rumah Jabatan Bupati Buleleng, Sabtu, 04 Agustus 2018.
Tiap kecamatan diwakili oleh satu tim. Tiap tim diperkuat oleh 15 orang. Mereka membagi tugas dalam mengolah kuwir menjadi aneka hidangan. Ada yang memarut kelapa, memotong daging, mencincang base genep, memotong batang pisang, hingga memanggang sate. Suara talenan para patus (tukang masak, Red) yang beradu dengan blakas saat mencincang daging dan bumbu semakin ramai, ketika lomba dimulai sekitar pukul 08.00.
Peserta sudah memiliki list menu yang akan dibuat dari olahan Daging Kuwir dan Ayam. Seperti Lawar Klungah, Lawar Gedang, Lawar Nangka, Sate Lilit, Sate Kablet dan Jukut Ares. Bahkan masing-masing peserta mempunyai trik khusus dalam mengolah daging kuwir agar tidak amis saat disantap.
Peserta Desa Subuk Mewakili Kecamatan Busungbiu, di ketuai oleh Made Merta mendapatkan No undi , mendapatkan mengolah daging ayam Kampung.
Adapun list menu yang ditampilkan dalam ajang Lomba Ngelawar, yaitu lawar kelungah, lawar barak, lawar putih, jukut ares, dan tum ketoktok. Tum ketotok merupakan menu yang asing bagi semua orang ada di Buleleng, menu ini (tum Ketotok.Red) menu khas Tabanan.
Seperti yang dilakukan Made Merta, Ketua Peserta lomba ngelawar asal Desa Subuk, Merta mengatakan ada perlakuan khusus saat memasak Tum Toktokan bahan dasarnya adalah bunga kelapa yang masih muda, agar tidak menimbulkan sepet, yakni ketotok (bunga kelapa, Red) harus dicincang, setelah agak halus baru direbus, langkah terakhir baru di peres sampai air nya agak hilang.
Aroma masakan kian menusuk hidung, saat menu Jukut Ares sudah matang. Perut pun dibuat lapar ketika adonan lawar telah bercampur bumbu dan cincangan daging. Pun demikian, sate lilit yang berbahan Kuwir dan ayam kampong terlihat menggoda lidah dan tidak sabar untuk segera mencicipinya.
Para peserta membutuhkan waktu tiga jam saja untuk memasak berbagai hidangan hingga menyajikannya. Para juri pun mulai berkeliling untuk mencicipi hidangan yang telah dimasak oleh masing-masing tim. Mereka terlihat sibuk berlalu-lalang sembari memberikan penilaian terhadap menu yang telah dicicipinya.
Ketua Panitia Ngelawar, menjelaskan tujuan diadakannya tradisi nglewar ini adalah untuk melestarikan berbagai ragam kuliner yang dimiliki oleh Buleleng serta menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain. Sesuai dengan tema Buleleng Festival yakni “The Spirit of Pluralism “, jika cita rasa ragam kuliner di Buleleng begitu kuat sehingga merepresentasikan tema yang diangkat.
“Buleleng memiliki ragam kuliner yang khas, rasanya enak dan berani berimprovisasi. Cocok jika dikaitkan dengan tema Bulfest kali ini yakni “The Spirit of Pluralism “. meski lawar dan jukut ares itu ada dimana-mana, tetapi di Buleleng memiliki cara mengolah dan rasa yang khas dibandingkan dengan wilayah lain di Bali.
Ketua Panitia Mengatakan saat pembukaan acara lomba Ngelawar, Ada beberapa kriteria dalam penjurian ketika lomba ngelawar digelar. Dewan Juri yang terdiri dari tiga orang tidak hanya fokus pada urusan rasa. Namun juga sisi lain seperti cara mempersiapkan, kebersihan peralatan, ketepatan waktu, tata cara penyajian, kreatifitas, tradisi dan kelenturan.
“Lawar sudah menjadi makanan yang sangat populer di Bali. Semua orang sudah tahu menu lawar yang tidak harus terbuat dari babi, melainkan berbagai bahan pokok seperti ayam, kuwir, bahkan ikan. Ini harus dilestarikan dan tetap berinovasi dalam proses penyajian. Sehingga bisa diterima banyak kalangan. Dan penjurian ini berbagai aspek sudah diakomir. Sehingga tidak fokus pada urusan rasa saja. Tetapi juga lebih pada hal-hal prinsip lainnya,” katanya.
Setelah penjurian selesai, hal yang paling ditunggu-tunggu pun tiba. Santap bersama. Ya, pengunjung dipersilahkan mencicipi semua sajian yang telah dimasak. Kesempatan inipun tak disia-siakan. Mereka terlihat berebut mengambil nasi serta beragam menu yang telah tersaji di meja. Hanya dalam hitungan menit, semua masakan yang tersaji di meja sudah ludes tanpa sisa.
Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan jika lomba ngelawar kuwir dan ayam ini dia biayai sendiri dari kantong pribadinya. Sebab kegiatan lomba ngelawar ini tidak dianggarkan dalam Bulfest, lantaran minimnya biaya. Bupati Agus Suradnyana menjatah setiap tim sebesar Rp 2,5 juta. Dari dana itulah yang dipergunakan tim untuk membiayai ngelawar.
“Kita kemas ini murah meriah. Saya mengeluarkan dana pribadi per desa (tiap tim) Rp 2,5 juta yang berani untuk berlomba. Mereka ikut lomba ngelawar, dan makanannya dimakan oleh banyak orang. Jadi dengan mengeluarkan uang total Rp 22,5 juta, maka ratusan orang sudah bisa menikmati. Sedangkan hadiahnya saya keluarkan Rp 10 juta untuk para pemenang dari dana pribadi, karena memang tidak dianggarkan dalam Bulfest,” ujar Agus.
Agus tak menampik jika lomba ngelawar ini dilaksanakan serangkaian Hari Ulang Tahunnya yang ke-55. Pria Kelahiran 4 Agustus 1963 ini berharap dengan dilaksanakan lomba ngelawar nantinya bisa melestarikan kuliner khas Bali.
Ada pun Keluar sebagai juara pertama adalah Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada. Juara dua diraih Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng dan juara tiga diraih oleh Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar.
Komentar atas Tum Ketoktok, Menu Lain dari Yang Lain Desa Subuk Perwakilan Kec. Busungbiu
Formulir Penulisan Komentar
Layanan Mandiri
Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.
Masukkan NIK dan PIN!
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah Pengunjung |
- Perbekel Desa Subuk Hadiri Rakor Pencairan BKK Hibah Kabupaten Badung di Kantor Camat Busungbiu
- Evaluasi APBDesa Perubahan Tahun Anggaran 2024 berjalan lancar
- Tim TTG Kabupaten Buleleng Tinjau Teknologi Tepat Guna Kreatif Pak Mekel, Tim BPKPD Bahas Penghapusa
- Perbekel Desa Subuk Hadiri Launching Layanan Administrasi Kependudukan Terintegrasi dan Bursa Kerja
- Makna Nyepi Dresta di Desa Adat Subuk: Refleksi Pengendalian Diri dan Kesucian Spiritual
- Babin dan Pecalang Siaga Selama Prosesi Sipeng dalam Nyepi Dresta Desa Adat Subuk
- Nyepi Dresta Desa Adat Subuk Persiapan Pujawali Purnama Kapat 2024