Pertanyaan yang Kerap Ditanyakan mengenai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
11 Mei 2021 10:12:31 WITA
Apa itu pembangunan berkelanjutan?
Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Pembangunan berkelanjutan menyerukan upaya Bersama guna membangun masa depan yang inklusif, berkelanjutan dan tangguh untuk manusia dan planet. Agar pembangunan berkelanjutan dapat dicapai, penting untuk menyelaraskan tiga elemen inti: pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial dan perlindungan lingkungan hidup. Elemen-elemen ini saling terkait dan semuanya amat penting untuk kesejahteraan diri individu dan masyarakat.
Pengentasan kemiskinan dalam semua bentuk dan dimensinya adalah sebuah persyaratan yang sangat diperlukan untuk pembangunan berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan ini, haruslah dilakukan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif dan adil yang menciptakan peluang yang lebih besar untuk semua, mengurangi ketidaksetaraan, meningkatkan standar kehidupan dasar, mendorong pembangunan dan inklusi sosial yang adil, serta mendorong pengelolaan sumber daya alam dan ekosistem yang berkelanjutan dan terpadu.
Apa saja Tujuan Pembangunan Berkelanjutan?
Sebanyak 193 Negara Anggota Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) mencapai konsensus atas dokumen yang berorientasi pada hasil dari agenda pembangunan berkelanjutan yang baru, berjudul, “Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development” (“Mengubah Dunia Kita: Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan).
Para pemimpin dunia akan secara resmi mengadopsi agenda universal, terpadu dan transformatif ini pada bulan September untuk memacu aksi-aksi yang akan mengentaskan kemiskinan dan membangun sebuah dunia yang lebih berkelanjutan selama lebih dari 15 tahun ke depan. Agenda ini disusun berdasarkan capaian-capaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals/MDGs), yang diadopsi pada tahun 2000 dan memandu aksi-aksi pembangunan selama 15 tahun terakhir. MDGs telah membuktikan bahwa tujuan global dapat mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan.
Tujuan-tujuan baru adalah bagian dari agenda pembangunan berkelanjutan yang ambisius, berani, yang akan terfokus pada tiga elemen-elemen yang saling terkait dalam pembangunan berkelanjutan: pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial dan perlindungan sosial.
Tujuan dan target-target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) bersifat global dan dapat diaplikasikan secara universal, dengan mempertimbangkan berbagai realitas nasional, kapasitas dan tingkat pembangunan yang berbeda-beda serta menghormati kebijakan dan prioritas nasional. Tujuan dan target ini tidak berdiri sendiri dari satu sama lain — tujuan dan target ini perlu diimplementasikan secara terpadu.
SDGs merupakan hasil dari proses yang bersifat transparan, partisipatif dan inklusif terhadap semua suara pemangku kepentingan dan masyarakat selama tiga tahun yang panjang. SDGs mewakili sebuah kesepakatan yang belum pernah terjadi sebelumnya mengenai prioritas-prioritas pembangunan berkelanjutan di antara 193 Negara Anggota.
SDGs telah menerima dukungan dari seluruh dunia dari masyarakat sipil, bisnis, anggota parlemen dan aktor-aktor lainnya. Keputusan untuk meluncurkan sebuah proses guna mengembangkan seperangkat SDGs dibuat oleh Negara-Negara Anggota PBB pada Konferensi PBB mengenai Pembangunan Berkelanjutan (Rio+20), yang diselenggarakan di Rio de Janeiro pada Juni 2012.
Apa saja elemen yang menyokong Tujuan Pembangunan Berkelanjutan?
Tujuan dan target-target akan mendorong aksi-aksi selama 15 tahun ke depan di bidang-bidang yang amat penting: manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian dan kemitraan.
- Manusia, karena kita bertekad untuk mengakhiri kemiskinan dan kelaparan, dalam segala bentuknya dan dimensinya, dan guna memastikan bahwa semua umat manusia dapat memenuhi potensinya secara bermartabat dan dalam lingkungan yang sehat.
- Planet, untuk melindungi planet dari degradasi, termasuk melalui konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, mengelola sumber dayanya secara berkelanjutan dan mengambil aksi-aksi penting terkait perubahan iklim, sehingga dapat memenuhi kebutuhan generasi masa kini dan masa mendatang.
- Kesejahteraan, guna memastikan bahwa semua umat manusia dapat menikmati kehidupan sejahtera dan sepenuhnya dan bahwa kemajuan ekonomi, sosial dan teknologi terjadi selaras dengan alam.
- Perdamaian, untuk mendorong masyarakat yang damai, adil dan inklusif serta terbebas dari rasa takut dan kekerasan. Tidak akan ada pembangunan berkelanjutan tanpa perdamaian dan tidak ada perdamaian tanpa pembangunan berkelanjutan.
- Kemitraan, untuk memobilisasi cara dan sarana yang diperlukan guna melaksanakan Agenda ini melalui sebuah kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan yang lebih kuat, berdasarkan semangat solidaritas global yang diperkuat, terfokus pada kebutuhan yang paling miskin dan paling rentan dan dengan partisipasi semua negara, semua pemangku kepentingan dan semua orang.
Mengapa tujuan-tujuan baru diadopsi tahun ini?
Tujuan Pembangunan Milenium yang diluncurkan tahun 2000 menetapkan 2015 sebagai tahun pencapaian target. Mengakui kesuksesan dari Tujuan-tujuan tersebut dan fakta bahwa sebuah agenda pembangunan yang baru diperlukan setelah tahun 2015. Negara-negara sepakat pada tahun 2012 di Rio+20, Konferensi PBB mengenai Pembangunan Berkelanjutan, untuk membentuk sebuah kelompok kerja terbuka guna menyusun seperangkat tujuan pembangunan berkelanjutan untuk dipertimbangkan lebih lanjut dan ditindaklanjuti secara sesuai.
Setelah lebih dari setahun bernegosiasi, Kelompok Kerja Terbuka mempresentasikan rekomendasinya untuk 17 tujuan pembangunan berkelanjutan. Pada awal Agustus 2015, 193 negara anggota PBB mencapai consensus atas dokumen hasil (outcome document) dari agenda yang baru “Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development” (“Mengubah Dunia Kita: Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan).
Negara-negara Anggota memutuskan bahwa pertemuan tingkat tinggi PBB untuk pengadopsian agenda pembangunan berkelanjutan yang baru dengan 17 tujuannya akan diselenggarakan pada 25 hingga 27 September 2015 di New York dan diselenggarakan sebagai sebuah pertemuan pleno tingkat tinggi dari Majelis Umum.
Mengapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sangat luas dibandingkan dengan Tujuan Pembangunan Milenium yang sangat spesifik?
Terdapat 17 tujuan pembangunan berkelanjutan dengan 169 target, dibandingkan dengan 8 Tujuan Pembangunan Milenium dengan 21 target. Tantangan yang rumit yang ada di dunia saat ini meminta agar sejumlah isu tercakup dalam tujuan pembangunan yang baru. Juga penting untuk menanggapi penyebab utama dari persoalan-persoalan yang ada dan bukan hanya gejalanya saja.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan hasil proses negosiasi yang melibatkan 193 Negara Anggota PBB dan juga partisipasi dari masyarakat sipil dan pemangku kepentingan lainnya yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Hal ini menghasilkan representasi dari sejumlah besar kepentingan dan perspektif.
Di sisi lain, MDGs dihasilkan oleh sekelompok ahli di belakang pintu tertutup. SDGs cakupannya luas Karena mereka menanggapi elemen-elemen yang saling terkait dari pembangunan berkelanjutan: pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial dan perlindungan terhadap lingkungan. Fokus utama MDGs adalah pada agenda sosial.
MDGs menargetkan negara-negara berkembang, khususnya yang termiskin, sementara SDGs akan berlaku bagi seluruh dunia, baik negara maju maupun berkembang.
Tidakkah 17 tujuan dan 169 target SDGs terlalu banyak, terlalu ambigu dan tidak realistis?
Pengentasan kemiskinan, kemakmuran bersama dan keberlanjutan planet tidak dapat direduksi menjadi sebuah formula sederhana. SDGs mewakili tujuan dan target global bersama yang akan disesuaikan di tingkat negara, berdasarkan pada bukti-bukti yang berdasarkan pada konteks.
Bagaimana SDGs berbeda dari MDGs?
17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dengan 169 target lebih luas cakupannya dan akan lebih jauh mampu menanggapi akar penyebab utama dari kemiskinan dan kebutuhan universal atas pembangunan yang bekerja bagi semua orang dibandingkan dengan MDGs. Tujuan-tujuan ini mencakup tiga dimensi dari pembangunan berkelanjutan: pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial dan perlindungan terhadap lingkungan.
Dibangun berdasarkan keberhasilan dan momentum dari MDGs, tujuan global yang baru mencakup lebih banyak aspek dengan ambisi untuk menanggapi ketidaksetaraan, pertumbuhan ekonomi, pekerjaan yang layak, kota dan pemukiman masyarakat, industrialisasi, energi, perubahan iklim, konsumsi dan produksi berkelanjutan, perdamaian dan keadilan.
Tujuan yang baru bersifat universal dan berlaku bagi semua negara, sementara MDGs ditujukan untuk aksi dan tindakan di negara-negara berkembang saja. Fitur utama dari SDGs adalah cara implementasi – mobilisasi sumber daya keuangan – serta peningkatan kapasitas dan transfer teknologi yang mampu mengurangi kerusakan lingkungan.
Tujuan-tujuan baru mengenali bahwa penanggulangan perubahan iklim penting bagi pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan. SDG 13 bertujuan untuk mempromosikan aksi dan tindakan yang penting guna menanggulangi perubahan iklim dan dampaknya.
Berapa banyak biaya implementasi dari agenda pembangunan berkelanjutan yang baru ini?
Cara dan sarana implementasi bagaimana memobilisasi sumber daya keuangan guna mencapai agenda pembangunan berkelanjutan adalah fitur utama dari agenda yang baru. Agenda ambisius ini akan membutuhkan mobilisasi sumber daya-sumber daya yang signifikan dalam triliunan dolar. Namun sumber daya-sumber daya ini sudah ada. Terdapat banyak simpanan di dunia ini yang cukup untuk mendanai agenda yang baru.
Sumber daya perlu dimobilisasi dari sumber-sumber dalam negeri dan internasional, serta dari sector publik dan swasta. Bantuan pembangunan resmi masih diperlukan guna membantu mendanai pembangunan berkelanjutan untuk membantu negara-negara yang kurang berkembang.
Agenda dapat dipenuhi dalam kerangka kerja sebuah kemitraan global yang direvitalisasi untuk pembangunan berkelanjutan, didukung oleh kebijakan dan aksi-aksi konkret seperti yang diuraikan dalam Agenda Aksi Addis Ababa, dokumen hasil dari Konferensi Internasional Ketiga mengenai Pembiayaan untuk Pembangunan yang diselenggarakan pada bulan Juli.
Bagaimana agenda pembangunan yang baru akan diimplementasikan?
Implementasi dan kesuksesan akan bergantung pada kebijakan, rencana dan program pembangunan berkelanjutan masing-masing negara, dan akan dipimpin oleh negara. SDGs akan menjadi kompas untuk menyelaraskan rencana-rencana negara dengan komitmen global mereka. Strategi pembangunan yang dimiliki negara dan dipimpin oleh negara akan memerlukan mobilisasi sumber daya dan strategi pendanaan yang setara.
17 SDGs dan 169 target agenda baru akan dimonitor dan ditinjau menggunakan seperangkat indikator-indikator global. Kerangka kerja indikator global, akan dikembangkan oleh Kelompok Lintas Badan dan Ahli mengenai Indikator-indikator SDG, dan akan disepakati oleh Komisi Statistik PBB pada Maret 2016. Pemerintah juga akan mengembangkan indikator-indikator nasional mereka sendiri guna membantu dalam memantau kemajuan yang dibuat dalam mencapai tujuan dan target-target tersebut.
Tindak lanjut dan proses peninjauan akan dilakukan setiap tahunnya oleh Forum Tingkat Tinggi Politik mengenai Pembangunan Berkelanjutan melalui sebuah Laporan Kemajuan SDG yang akan dipersiapkan oleh Sekretaris Jenderal.
Cara dan sarana implementasi SDGs akan dipantau dan ditinjau seperti yang diuraikan di dalam Agenda Aksi Addis Ababa, dokumen hasil dari Konferensi Pembiayaan untuk Pembangunan, guna memastikan bahwa sumber daya keuangan dimobilisasi secara efektif guna mendukung agenda pembangunan berkelanjutan yang baru.
Sebuah Mekanisme Fasilitasi Teknologi akan diluncurkan pada Pertemuan Tingkat Tinggi September, yang akan membahas mengenai kebutuhan teknologi negara-negara berkembang, opsi-opsi untuk menanggapi kebutuhan tersebut dan peningkatan kapasitas.
Mengenali peran sentral dari kerja sama teknologi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, negara-negara menyepakati mekanisme ini pada Konferensi Pembiayaan untuk Pembangunan.
Apa yang telah dicapai MDGs?
MDGs telah menghasilkan gerakan anti-kemiskinan paling sukses dalam sejarah dan akan menjadi batu loncatan untuk agenda pembangunan berkelanjutan yang baru.
Kemiskinan dan kelaparan: Dua dasawarsa yang lalu, hampir setengah dari negara berkembang hidup dalam kemiskinan ekstrem. Jumlah orang yang sekarang hidup dalam kemiskinan ekstrem telah menurun lebih dari setengahnya, dari 1,9 milyar pada 1990 menjadi 836 juta pada 2015.
Kesetaraan gender: Dunia juga menyaksikan perbaikan yang cukup dramatis dalam kesetaraan gender terkait dengan sekolah (pendidikan) sejak MDGs, dan keseimbangan gender di sekolah dasar telah dicapai di sebagian besar negara. Sekarang lebih banyak anak perempuan bersekolah, dan perempuan memperoleh pijakan dalam perwakilan di parlemen selama 20 tahun terakhir pada hampir 90 persen dari 174 negara dengan data.
Kematian anak: Di tingkat global, angka kematian balita turun dari 90 menjadi 43 kematian per 1,000 kelahiran hidup antara tahun 1990 dan 2015.
Kesehatan ibu: Rasio kematian ibu menunjukkan penurunan 45 persen di seluruh dunia, di mana sebagian besar penurunan tersebut terjadi sejak tahun 2000.
Melawan penyakit: Laju infeksi baru dari HIV turun drastic sebanyak hampir 40 persen antara tahun 2000 dan 2013. Lebih dari 6,2 juta kematian akibat malaria dicegah antara tahun 2000 dan 2015, sementara pencegahan, diagnosis dan perawatan tuberkulosis menyelamatkan sekitar 37 juta nyawa antara tahun 2000 dan 2013.
Sanitasi: Di seluruh dunia, 2.1 milyar orang telah memperoleh akses atas sanitasi yang lebih baik dan proporsi dari orang yang melakukan buang air besar secara terbuka sudah menurun hampir kurang dari setengahnya sejak tahun 1990.
Kemitraan global: bantuan pembangunan resmi dari negara-negara maju mengalami peningkatan sebesar 66 persen secara riil dari tahun 2000 dan 2014, mencapai $135,2 milyar.
Apa saja kesenjangan yang tersisa dari MDGs?
Sekitar 800 juta orang masih hidup dalam kemiskinan ekstrem dan 795 juta masih menderita dari kelaparan. Antara tahun 2000 dan 2015, jumlah anak-anak yang keluar dari sekolah menurun hampir setengahnya. Namun, masih ada 57 juta anak yang tidak memperoleh hak mereka atas pendidikan dasar.
Ketidaksetaraan gender tetap ada meskipun terdapat lebih banyak perwakilan perempuan di parlemen dan lebih banyak anak perempuan pergi ke sekolah. Perempuan terus menghadapi diskriminasi dalam akses atas pekerjaan, aset ekonomi dan partisipasi dalam ranah privat maupun pengambilan keputusan publik.
Kesenjangan ekonomi masih ada antara rumah tangga yang termiskin dan terkaya, dan daerah pedesaan dan perkotaan. Anak-anak dari 20 persen rumah tangga termiskin kemungkinannya dua kali lebih tinggi untuk mengalami pertumbuhan badan yang terhambat (stunted) dibandingkan anak-anak dari 20 persen rumah tangga terkaya dan juga empat kali lebih besar kemungkinannya untuk keluar dari sekolah. Fasilitas sanitasi yang diperbaiki juga mencakup setengah dari populasi pedesaan, dibandingkan dengan 82 persen di daerah perkotaan.
Meskipun angka kematian balita turun sebesar 53 persen antara tahun 1990 dan 2015, kematian anak semakin terus terkonsentrasi pada daerah-daerah termiskin dan dalam bulan pertama kehidupan mereka.
Bagaimana kemajuan SDGs akan diukur? Berapa banyak indikator yang akan dikembangkan untuk 169 target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan?
17 tujuan dan 169 target akan dipantau dan ditinjau menggunakan seperangkat indikator global. Indikator-indikator ini akan dilengkapi oleh indikator di tingkat regional dan nasional, yang akan disusun oleh Negara Anggota. Kelompok Lintas Badan dan Ahli mengenai Indikator SDGs akan mengembangkan kerangka kerja indicator global, yang kemudian akan disepakati oleh Komisi Statistik PBB pada Maret 2016. Setelahnya, Dewan Ekonomi dan Sosial dan Majelis Umum akan mengadopsi indikator-indikator ini.
Ahli-ahli statistik utama dari Negara Anggota akan bekerja untuk mengidentifikasi target-target dengan tujuan memiliki dua indikator untuk tiap target. Akan ada sekitar 300 indikator untuk semua target. Apabila target mencakup isu-isu lintas sektor, maka jumlah indikatornya dapat dikurangi.
Kapan SDGs diharapkan untuk mulai dan berakhir?
SDGs diharapkan untuk dimulai pada tanggal 1 Januari 2016 dan dicapai pada tanggal 31 Desember 2030. Namun, beberapa target yang dikembangkan berdasarkan kesepakatan internasional yang ditetapkan sebelumnya diharapkan dapat dicapai lebih awal dari akhir tahun 2030.
sumber : http://sdgs.bappenas.go.id/faqs2/
Dokumen Lampiran : Pertanyaan yang Kerap Ditanyakan mengenai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
Komentar atas Pertanyaan yang Kerap Ditanyakan mengenai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
Formulir Penulisan Komentar
Layanan Mandiri
Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.
Masukkan NIK dan PIN!
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah Pengunjung |
- Perbekel Desa Subuk Hadiri Rakor Pencairan BKK Hibah Kabupaten Badung di Kantor Camat Busungbiu
- Evaluasi APBDesa Perubahan Tahun Anggaran 2024 berjalan lancar
- Tim TTG Kabupaten Buleleng Tinjau Teknologi Tepat Guna Kreatif Pak Mekel, Tim BPKPD Bahas Penghapusa
- Perbekel Desa Subuk Hadiri Launching Layanan Administrasi Kependudukan Terintegrasi dan Bursa Kerja
- Makna Nyepi Dresta di Desa Adat Subuk: Refleksi Pengendalian Diri dan Kesucian Spiritual
- Babin dan Pecalang Siaga Selama Prosesi Sipeng dalam Nyepi Dresta Desa Adat Subuk
- Nyepi Dresta Desa Adat Subuk Persiapan Pujawali Purnama Kapat 2024